JavaMagazine (Washington, DC) - Sejumlah wanita mengalami rasa sakit selama berhubungan seksual. Dan dengan obat yang dibuat perusahaan Jepang bisa mengurangi rasa sakit itu.
Perusahaan Jepang, Shionogi & Co membuat obat bernama Osphena. Badan pengawas obat dan makanan atau Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pun sudah menyetujui obat tersebut.
Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri yang dikenal dengan dyspareunia, yang merupakan gejala atrofi vulva dan vagina akibat menopause seperti dikutip Foxnews, Minggu (3/3/2013).
Dyspareunia berhubungan dengan tingkat penurunan hormon estrogen saat menopause. Osphena dalam kimianya dikenal dengan ospemifene.
Pil ini bertindak sebagai estrogen pada jaringan vagina agar lebih tebal dan kerapuhannya berkurang, yang membuat rasa sakit saat berhubungan seks berkurang.
Pada labelnya, obat ini sudah memberikan peringatan kalau obat tersebut bisa meningkatkan risiko stroke dan penyumbatan pembuluh darah. Efek samping obat tersebut termasuk hot flashes (rasa panas terbakar), keputihan, kejang otot dan keringat berlebihan.
Seperti dilansir Care2, Minggu (3/3/2013), obat ini diberi nama Osphena. Obat ini merupakan eseptor estrogen selektif modulator atau SERMs.
SERMs ini bisa mengaktifkan beberapa jaringan yang sensitif terhadap estrogen, seperti dalam kasus ini, vagina kurang aktif dalam jaringan tidak seperti payudara.
Dalam sebuah penelitian terhadap 1.889 wanita menopause, peneliti menggunakan obat Ospeneal ini untuk mengetahui peningkatan statistik pada tingkat seks yang menyakitkan. Dan selama 12 minggu wanita meminum obat bisa mengurangi sakitnya dibandingkan dengan wanita yang menerima plasebo.
Namun sayangnya, tetap saja obat kimia rata-rata memiliki efek samping seperti keputihan, kejang otot, dan keringat berlebihan.
Bukan hanya itu, di dalam kemasan juga ada peringatan kalau obat ini dapat meningkatkan risiko endometrium (dinding rahim) kanker, penyumbatan darah dan stroke.
Hal ini juga memberikan kesan kalau obat tersebut harus digunakan untuk jumlah waktu sesingkat mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan pasien.
Kekeringan vagina adalah salah satu gejala yang paling umum ketika wanita menopause dan karena gejala tersebut terus memburuk dari waktu ke waktu.
Tapi peneliti percaya kalau obat ini bukan hanya memiliki manfaat, tetapi juga akan memberikan keuntungan dari pelembab vagina seperti Replens. (I30)
0 komentar:
Posting Komentar